Perkembangan teknologi dan informasi terus berimbas pada pertumbuhan sumber daya informasi dan fasilitas layanan perpustakaan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, perpustakaan perlu membentuk suatu pusat kekuatan informasi dan pengetahuan.
Di Indonesia, tidak kurang 25.000 perpustakaan tersebar dari Sabang-Merauke, yang terdiri dari 22.000 perpustakaan sekolah, 1.500 perpustakaan umum, 1.000 perpustakaan khusus, dan 845 perpustakaan perguruan tinggi/universitas. Namun, kenyataannya, tidak semua perpustakaan mampu menghadirkan teknologi dan seluruh informasi yang ada ke perpustakaan. Perpustakaan memiliki keterbatasan sumber daya informasi, dana, gedung dan sumber daya manusia (pustakawan).
UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan mengamanatkan peningkatan layanan dilakukan dengan memanfaatkan sistem jejaring perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan kerjasama antar perpustakaan, diharapkan keterbatasan dapat teratasi sehingga perpustakaan bisa mengakses lebih luas sumber daya informasi sesuai kebutuhan pemustaka.
Sistem jejaring perpustakaan berbasis TIK didasari fakta terjadi pertumbuhan publikasi tercetak dan elektronik, pertumbuhan Iptek, tuntutan pemustaka, efektivitas dan efisiensi waktu, tenaga, dana, dan sumber daya. Pembentukan jaringan ini penting agar pemustaka bisa maksimal mengakses secara cepat dan mudah meskipun dari jarak jauh serta menyediakan informasi mutakhir yang bisa digunakan secara fleksibel sesuai kebutuhan.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) sejak Maret 2015 menginisiasi membangun sebuah portal jejaring perpustakaan digital “Indonesia One Search”, yang diharapkan mampu menjawab kekurangan yang masih ditemukan pada jaringan perpustakaan digital yang telah ada. Sosialisasi Indonesia One Search masih gencar dilakukan dengan harapan mendapatkan respon dan masukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya informasi dan memperluas akses.
“Saat ini sudah bergabung 218 institusi dengan data yang terhimpun 4,1 juta record,” jelas Kepala Perpusnas Sri Sularsih saat peluncuran portal jejaring perpustakaan digital Indonesia One Search di Jakarta, Selasa, (1/3).
Untuk diketahui, Union Catalog di Indonesia dimiliki oleh Perpusnas (50+katalog buku), Dikti (tidak aktif), LIPI (6.400 jurnal dan 220.000 artikel), dan IAES (3.000 jurnal dan 280.000 artikel. “Butuh solusi disruptive untuk membangun Union Catalog berskala besar dan cepat di Indonesia,” jelas inisiator Indonesia One Search Ismail Fahmi.
Union Catalog yang dirancang Perpusnas telah ada sejak Mei 2015 yang berisi katalog buku, ETD, laporan penelitian, dan artikel jurnal dari 220 institusi dengan muatan sebanyak 290 koleksi dan 4.100.000 data (record). Union Catalog yang dikembangkan Perpusnas memerlukan teknologi yang powerfull, scalable, dan user friendly, sehingga seluruh katalog (full text) dari 25.000 perpustakaan yang tersebar di Indonesia dapat diindeks dengan cepat dan akurat.
Keinginan Perpusnas melakukan integrasi jurnal elektronik agar semua masyarakat Indonesia dapat memperluas cakrawala pengetahuan dengan mengakses puluhan ribu jurnal elektronik yang telah dilanggan Perpusnas.
Sejalan dengan perkembangan dunia perpustakaan, Perpusnas juga mengenalkan Integrated Library System atau INLIS. INLIS adalah perangkat lunak (software) aplikasi otomasi perpustakaan yang dibangun dan dikembangkan Perpusnas sejak tahun 2011. Demi memfasilitasi semangat pengelola perpustakaan di seluruh daerah menerapkan otomasi perpustakaan menuju perpustakaan digital, maka Perpusnas berinisiatif mendistribusikan perangkat lunak ini ke dalam versi yang lebih ringan dengan nama INLIS Lite.
INLIS Lite versi 3.0 yang dikembangkan Perpusnas dibangun diatas platform open source. INLIS Lite sebagai komponen implememtasi perputakaan digital bersifat gratis untuk bisa dimanfaatkan perpustakaan dan lembaga manapun. Perpusnas siap membantu, membimbing implementasi penggunaan aplikasi perpustakaan ini secara gratis.
Secara nasional INLIS Lite berguna untuk membentuk pengembangan otomasi perpustakaan, membantu dalam pembentukan katalog elektronik berbasis MARC untuk Indonesia (INDOMARC), menghimpun data koleksi nasional dalam Katalog Induk Nasional (KIN), dan Bibliografi Nasional Indonesia (BNI) dengan memanfaatkan TIK, termasuk juga di daerah. INLIS Lite berfungsi sebagai alat (tools) perpustakaan digital untuk mengelola koleksi full teks dan multimedia. INLIS Lite juga memiliki karakter yang pas pada penggunaan teknologi barcode maupun sistem RFID (radio frequency identification).