Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi dan sumber belajar semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Demikian juga perpustakaan sekolah didirikan dengan tujuan, selain sebagai sumber informasi dan sumber belajar perpustakaan sekolah juga diharapkan bias atau dapat digunakan yang sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, kegemaran membaca dan budaya baca bagi siswa.
Menumbuhkan kecintaan siswa terhadap buku dengan gemar membaca memang bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Namun demikian jelas bahwa kegemaran membaca bagi siswa akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupannya terutama bagi kesuksesan belajar atau pendidikannya sebab kegemaran membaca adalah merupakan modal utama siswa dalam proses belajar yang dilaluinya. Demikian juga melalui membaca siswa dapat mengembangkan imajinasi, mengenal karakter kepribadiannya.
Membangun minat baca pada siswa atau anak sebenarnya bisa dimiliki dari sejak anak usia dini. Dimana lingkungan keluarga memegang peran penting dalam menumbuhkan minat baca siswa. Terutama kedua orang tua harus memberikan perhatian terhadap anak dengan cara memberikan kegiatan yang bisa menumbuhkan minat baca pada anak.
Budaya membaca siswa di perpustakaan sekolah saat ini umumnya masih rendah. Hal ini bukan semata-mata kesalahan dari siswa itu sendiri tetapi tidak menutup kemungkinan justru disebabkan oleh kurangnya perhatian dan peran pengelola perpustakaan dan guru dalam menumbuhkan iklim yang kondusif yang dapat merangsang anak didik untuk gemar membaca di perpustakaan sekolah. Demikian juga di lingkungan sekolah bapak atau ibu guru masih kurang perhatian terhadap minat baca siswanya atau anak didiknya.
Lantas bagaimana upaya yang dapat dilakukan menumbuhkan minat baca di perpustakaan sekolah. Hal-hal berikut adalah upaya-upaya untuk menumbuhkan minat baca siswa di perpustakaan sekolah :
Koleksi Bahan Pustaka
Bahan pustaka bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga berupa buku (nonbook) seperti majalah, surat kabar (Koran), brosur, peta, globe, gambar, komik, novel, cerpen dan banyak lagi jenis buku perpustakaan. Hal ini penting karena dapat menjadi motivator bagi siswa atau anak untuk berkunjung ke perpustakaan.
Dengan bahan pustaka yang bervariasi maka akan bisa menarik siswa untuk selalu mengunjungi perpustakaan sekolah dan siswa menjadi gemar membaca di perpustakaan. Karena bisa jadi siswa merasa bosan dengan membaca buku paket, maka mereka akan mencari bacaa-bacaan yang lain.
Peran Guru atau Pendidik
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan motivasi atau semangat pada siswa atau anak didik untuk membaca. Guru diharapkan bisa merancang sebuah proses kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk datang ke perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan pengalaman membaca bagi siswa. Tentunya guru dalam merancang proses pembelajaran harus melihat Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang sesuai. Karena tidak semua materi pelajaran bisa dilakukan pembelajaran di perpustakaan sekolah.
Memberikan Reward
Pengelola perpustakaan atau pihak sekolah perlu memberikan reward kepada siswa yang rajin berkunjung dan membaca di perpustakaan sekolah. Sebagaimana yang dilakukan di sekolah penulis, dimana setiap semester perpustakaan sekolah memberikan reward berupa piagam penghargaan dan uang tabungan (beasiswa) bagi siswa. Diambil 2 kategori yaitu pengunjung/pembaca teraktif dan peminjam teraktif untuk masing-masing tingkatan, yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Ternyata hal ini bisa memotivasi siswa untuk rajin berkunjung dan membaca di perpustakaan sekolah.
Eko Budiyono
Penulis adalah koordinator perpustakaan SMP Negeri 2 Klakah
Sumber : cindyviolibrarian.wordpress.com