Perpusnas Luncurkan Web Almarhum Sophan Sophian | Seputar Perpus

Artikel Terbaru

Perpusnas Luncurkan Web Almarhum Sophan Sophian

Pada hari Senin (15/2/2016), Perpustakaan Nasional RI luncurkan situs web Kepustakaan Tokoh Perfilman Indonesia Sophan Sophiaan. Rona wajah Widyawati berubah sendu. Emosional. Nada bicaranya pun terlihat tegar ketika ia mengingat kembali sosok Sophan Sophiaan, mendiang sang suami. Sophan Sophiaan dikenal sebagai aktor yang amat berjasa bagi dunia perfilman Tanah Air. Tidak kurang dari 35 judul film dan 20 judul film di sutradarai aktor kelahiran Makassar tahun 1944. Tidak heran jika Perpustakaan Nasional dan Sinematek Indonesia melansir situs ketokohan film Sophan Sophiaan di Gedung Teater Perpusnas, Jakarta. Sejumlah artis senior Indonesia yang menyaksikan peluncuran ini, antara lain Rima Melati, Nani Wijaya, Bobby Sandy serta Istri dari Alm Sophan Sophiaan, Widyawati.


Sri Sularsih menyampaikan bahwa Web tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap almarhum Sophan Sophiaan atas seluruh karyanya dan semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Adapun isi web tersebut, yakni hal-hal yang berkaitan dengan almarhum Sophan Sophiaan mulai dari biografi, koleksi, film, buku, foto dan artikel. Situs kepustakaan Sophan Sophiaan ini merupakan situs ke-18 tentang tokoh setelah Perpusnas meluncurkan situs serupa berisi tokoh-tokoh hebat lainnya.

Karir Sophan Sophiaan dimulai saat menjadi figuran pada film ‘Dan Bunga-bunga Berguguran’ (1970). Bak meteor, karir Sophan langsung melesat saat ia membintangi film ‘Pengantin Remaja’ (1971) bersama pasangan duetnya Widyawati yang akhirnya menjadi istrinya. Di film tersebut, Sophan Sophiaan mendapatkan kesuksesan luar biasa hingga ke Asia. Pernah dalam suatu kesempatan, ketika mendarat di Taipei, ia dikelilingi banyak penggemar yang memuji aktingnya. Sosok yang pernah ditempa oleh dua sutradara kawakan Teguh Karya dan Wiem Umboh lantas mencoba keahliannya di bidang sinematografi dengan menjadi sutradara di film ‘Jinak-Jinak Merpati’ (1975), lalu mengasah potensinya menjadi penulis skenario pada film ‘Bunga-Bunga Bangsa’ (1982). Selama berkarir, sejumlah penghargaan pernah digapainya, antara lain sebagai aktor Harapan PWI (1974), Most Popular Actor pada FFA XVIII (1971) di Taipei, Karakter Terbaik FFA XIX di Singapura (1974).

Kecemerlangan akting Sophan Sophiaan bersama istrinya Widyawati kerap mendapat pujian dari berbagai sineas. Tidak salah jika banyak yang menyebutnya pasangan legenda. Di mata sahabat, seperti Rima Melati dan eros Djarot, sosok Sophan Sophiaan dikenal sebagai pribadi yang luar biasa dan teguh memegang prinsip. Watak tersebut memang terus dibawa Sophan Sophiaan meski ia berkarir di dunia politik. Secara resmi Sophan Sophiaan menjadi anggota MPR/DPR periode 1992-1997. Dalam diri Sophan Sophiaan memang mengalir darah politik karena ayahnya, Manay Sophiaan, adalah seorang Duta Besar Indonesia untuk Uni Soviet—sekarang Rusia. Mantan rekan sejawatnya di masa parlemen, Akbar Tandjung, mengenang beliau sebagai orang yang memiliki idealisme dan jiwa nasionalisme tinggi. Bahkan, keputusan mundur dari arena politiknya masa itu, dianggap sebagai salah satu bentuk idealisme yang ia tunjukkan karena sudah tidak sesuai dengan kata hatinya.

Sophan Sophiaan merupakan tokoh perfilman ke-18 yang biografinya dibuatkan ke dalam bentuk digital lewat situs tokoh perfilman oleh Perpusnas dan Sinematek. Ketua Sinematek Indonesia Adhisurya Abdi mengatakan kerja sama yang telah terjalin selama 18 tahun dengan Perpusnas dititikberatkan sebagai bagian penyebarluasan informasi, utamanya tentang tokoh perfilman nasional.

Sementara itu, Widyawati mengaku bangga karena suaminya dijadikan tokoh perfilman di situs web Perpusnas. Pihaknya berharap, melalui web tersebut generasi muda bisa tahu tentang sejarah dan bisa terus melestarikan seni dan budaya di Indonesia terutama seni perfilman.

“Saya bangga kalau suami saya dijadikan tokoh perfilman di web Perpusnas,” jelasnya.

Sedangkan, bagi Perpusnas kerjasama ini merupakan wujud pelaksanaan dari amanah Undang-undang Deposit tentang Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) Nomor 4 tahun 1990. “Film, selain sebagai sarana hiburan tapi juga memuat pesan moral yang berisi karya intelektual,” ujar Kepala Perpusnas Sri Sularsih. Perpusnas akan selalu menyimpan, melestarikan dan menyebarluaskan segala bentuk karya anak bangsa.

 Website : http://sophansophiaan.perfilman.perpusnas.go.id/
BERIKAN KOMENTAR ()